JAKARTA: Operator angkutan barang dan peti kemas dari dan ke Pelabuhan
yang tergabung dalam Organda Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel)
Tanjung Priok mengusulkan penerapan pola first in - fisrt out (Fi-Fo)
dalam sistem pengangkutan ekspor impor melalui Pelabuhan Priok,
sekaligus menekan tingkat kemacetan di jalur distribusi.
Ketua Organda Angsuspel Tanjung Priok Gemilang Tarigan mengatakan,
pola Fi-Fo pada sistem angkutan yakni; pergerakan kendaraan truk
trailer yang mengangkut peti kemas/barang ekspor- langsung dipersiapkan
secara stimultan ketika akan keluar Pelabuhan Priok langsung mengangkut
kargo.
"Dengan pola itu, trailer masuk pelabuhan membawa peti kemas ekspor dan
saat keluar juga membawa peti kemas impor. Inilah kuncinya agar
pergerakan trailer berkurang 50% dan akhirnya kemacetan berkurang,"
ujarnya kepada Bisnis hari ini, Senin (10/12).
Dia mengatakan usulan tersebut sudah di sampaikan kepada Dinas
Perhubungan DKI Jakarta, serta Kementerian Perdagangan dalam rapat
pembahasan menanggulangi tingkat kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok,
pekan lalu.
Kerugian akibat kemacetan di Priok, kata dia, saat ini yang berasal
dari tambahan biaya bahan bakar (solar) dan tambahan uang makan Sopir
dan kernet rata-rata mencapai Rp.1 milliar perhari dengan asumsi
rata-rata-rata ada 12.000 armada yang bergerak melayani pelabuhan Priok
setiap hari.
"Untuk tambahan Solar rata-rata setiap hari mencapai 12 liter/trailler dari biasanya," tuturnya. Meskipun begitu, kata dia, penerapan pola Fi-Fo mesti dilengkapi dengan
sistem informasi dan tehnologi (IT) yang terintegrasi pada semua
armada trailer seperti kewajiban penggunaan GPS (global positioning
system) tracker. "Hal ini untuk mempermudah deteksi armada trailler disaat mengangkut ekspor maupun ketika mengangkut impor," tuturnya.
Gemilang mengatakan, pada tahap awal penerepan sistem Fi-Fo akan
menghadapi kendala sebab akan berhadapan dengan pemilik angkutan yang
sudah loyal (berlangganan) dan sangat menikmati dengan sistem order yang
berjalan selama ini. "Jika menerapkan sistem angkutan dengan pola Fi-Fo, paling tidak setiap
armada mesti dilengkapi dengan alat GPS, dan ini tentunya tambahan
biaya untuk investasi alat tersebut," ujar dia.(K1/faa) (sumber: bisnis.com).
No comments:
Post a Comment