Surabaya -
Meski sepakat Terminal Tambak Oso Wilangun (TOW) dijadikan sebagai
terminal pendamping Terminal Purabaya, namun Organda Jatim menilai
Pemkot Surabaya terlalu memaksakan upaya tersebut.
Menurut Kepala DPD Organda Jatim, H.B Mustofa, upaya tersebut dipaksakan karena infrastruktur di TOW sampai saat ini masih belum siap. Bahkan, jika terus dipaksakan maka pengusaha otobus dipastikan akan merugi.
"Jangan dipaksakan untuk memindahkan jurusan utara saja. Kalau sekarang dipaksakan pengusaha rugi, konsumen juga rugi. Karena sering mogok dan macet. Sehingga susah. Dan jangan ke Semarang saja, kita rugi," katanya kepada wartawan di Hotel Sheraton Surabaya jelang Mukernas Organda, Selasa (16/10/2012).
Ia juga berjanji, akan membawa permasalahan TOW dalam Mukernas Organda yang akan berlangsung mulai 16-18 Oktober 2012. Alasan dibawanya permasalahan TOW selama ini membuat para konsumen dan PO dirugikan. Serta membuat masyarakat terkotak-kotak karena masalah TOW.
"Masalah TOW dalam hal ini jangan rakyat dikotak-kotak, harus bebas. Kalau dikotak-kotak kan sayang konsumennya. Supaya konsumen puas, pemerintah tidak rugi dan pengusaha juga enak bekerja," imbuhnya.
Mustofa yang juga pemilik PO Menggala ini sebenarnya saat ini para pengusaha bus bersedia dan siap memindahkan sebagian armada yang ada di Terminal Purabaya ke TOW. Tapi TOW, kata dia, juga harus menyediakan trayek seperti di Purabaya.
"Tidak terbatas hanya jalur pantura, tapi juga memenuh seluruh trayek sepertii trayek TOW- Solo dan TOW- Madiun. Serta jangan terlalu dipaksakan untuk memindahkan jalur utara. Kalau sekarang dipaksakan pengusaha rugi, konsumen juga rugi. Karena sering mogok dan macet. Sehingga susah. Dan jangan ke Semarang saja, kita rugi," tandas Mustofa. (ze/bdh). (sumber: detik.com)
Menurut Kepala DPD Organda Jatim, H.B Mustofa, upaya tersebut dipaksakan karena infrastruktur di TOW sampai saat ini masih belum siap. Bahkan, jika terus dipaksakan maka pengusaha otobus dipastikan akan merugi.
"Jangan dipaksakan untuk memindahkan jurusan utara saja. Kalau sekarang dipaksakan pengusaha rugi, konsumen juga rugi. Karena sering mogok dan macet. Sehingga susah. Dan jangan ke Semarang saja, kita rugi," katanya kepada wartawan di Hotel Sheraton Surabaya jelang Mukernas Organda, Selasa (16/10/2012).
Ia juga berjanji, akan membawa permasalahan TOW dalam Mukernas Organda yang akan berlangsung mulai 16-18 Oktober 2012. Alasan dibawanya permasalahan TOW selama ini membuat para konsumen dan PO dirugikan. Serta membuat masyarakat terkotak-kotak karena masalah TOW.
"Masalah TOW dalam hal ini jangan rakyat dikotak-kotak, harus bebas. Kalau dikotak-kotak kan sayang konsumennya. Supaya konsumen puas, pemerintah tidak rugi dan pengusaha juga enak bekerja," imbuhnya.
Mustofa yang juga pemilik PO Menggala ini sebenarnya saat ini para pengusaha bus bersedia dan siap memindahkan sebagian armada yang ada di Terminal Purabaya ke TOW. Tapi TOW, kata dia, juga harus menyediakan trayek seperti di Purabaya.
"Tidak terbatas hanya jalur pantura, tapi juga memenuh seluruh trayek sepertii trayek TOW- Solo dan TOW- Madiun. Serta jangan terlalu dipaksakan untuk memindahkan jalur utara. Kalau sekarang dipaksakan pengusaha rugi, konsumen juga rugi. Karena sering mogok dan macet. Sehingga susah. Dan jangan ke Semarang saja, kita rugi," tandas Mustofa. (ze/bdh). (sumber: detik.com)
No comments:
Post a Comment