Surabaya -
Bagi Anda yang biasa menggunakan transportasi umum, harus siap-siap
menambah anggaran pengeluaran. Pasalnya, para pengusaha angkutan umum
berencana akan menaikkan tarif antara 10-20 persen.
Bahkan rencana kenaikan ini sudah disetujui, namun belum diumumkan oleh Menteri Perhubungan. "Tinggal menunggu diumumkan oleh pak menteri. mungkin setelah ini (Mukernas Organda-red)," kata H.B Mustofa kepada wartawan di Hotel Sheraton Surabaya, Selasa (16/10/2012).
Menurut Ketua DPD Organda Jatim ini, pihaknya akan tetap mengupayakan agar harga spare part dan ban tidak ikut naik. Jika harga spare part dan ban naik, akan mematikan angkutan umum.
Pasalnya, spare part dan ban masing-masing menyumbang 40 persen dan 45 persen untuk operasional angkutan umum. Akibatnya, Pengusaha Otobus (PO) menjadikan rekondisi bus sebagai jalan keluar agar tetap bisa bertahan dan bersaing dengan perusahaan angkutan lain.
"Kalau beli baru, Rp 1,2 milyar. Sekarang ini kurang lebih sekitar 60 persen bus rekondisi. Tapi tidak pengaruh wong mesin baru itulah kiat pengusaha agar tidak bangkrut," ujarnya.
Terancamnya transportasi umum, menurut Mustofa, juga dipengaruhi adanya pertumbuhan sepeda motor. Karena itu, Organda mendukung kebijakan uang muka kendaraan bermotor 30 persen. "Kalau perlukan, produksinya dihentikan selama 2-3 tahun ke depan," tandas Mustofa. (ze/bdh). (sumber: detik.com)
Bahkan rencana kenaikan ini sudah disetujui, namun belum diumumkan oleh Menteri Perhubungan. "Tinggal menunggu diumumkan oleh pak menteri. mungkin setelah ini (Mukernas Organda-red)," kata H.B Mustofa kepada wartawan di Hotel Sheraton Surabaya, Selasa (16/10/2012).
Menurut Ketua DPD Organda Jatim ini, pihaknya akan tetap mengupayakan agar harga spare part dan ban tidak ikut naik. Jika harga spare part dan ban naik, akan mematikan angkutan umum.
Pasalnya, spare part dan ban masing-masing menyumbang 40 persen dan 45 persen untuk operasional angkutan umum. Akibatnya, Pengusaha Otobus (PO) menjadikan rekondisi bus sebagai jalan keluar agar tetap bisa bertahan dan bersaing dengan perusahaan angkutan lain.
"Kalau beli baru, Rp 1,2 milyar. Sekarang ini kurang lebih sekitar 60 persen bus rekondisi. Tapi tidak pengaruh wong mesin baru itulah kiat pengusaha agar tidak bangkrut," ujarnya.
Terancamnya transportasi umum, menurut Mustofa, juga dipengaruhi adanya pertumbuhan sepeda motor. Karena itu, Organda mendukung kebijakan uang muka kendaraan bermotor 30 persen. "Kalau perlukan, produksinya dihentikan selama 2-3 tahun ke depan," tandas Mustofa. (ze/bdh). (sumber: detik.com)
No comments:
Post a Comment