Jokowi Ingin Naikkan BBM, Ini Harapan Organda
NEFOSNEWS, Jakarta – Organisasi angkutan darat (Organda) akan menyurati Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait rencana kenaikan harga BBM subsidi. Apa saja harapan Organda ke Jokowi?
Andriansyah, Sekjen
Organda, mengatakan, kenaikan harga BBM tidak bisa diberlakukan untuk angkutan
umum. Jika dinaikkan, maka akan berimbas pada anjloknya keinginan masyarakat
untuk menggunakan angkutan umum.
Masyarakat akan
beralih ke sepeda motor atau mobil, sebab saat ini dua alat transportasi
tersebut bukan lagi barang yang mahal. Jika sudah begitu, maka sulit mengerem
konsumsi BBM.
“Sekitar 30-35
persen komponen tarif Organda itu ada di BBM. Kalau BBM naik, akan berdampak
signifikan pada kenaikan biaya operasional angkutan umum sekitar 35-40 persen.
Kalau tarif naik, daya saing angkutan umum akan turun,” kata Adriansyah, di
Jakarta, Kamis (30/10/2014).
Andriansyah
berharap, Jokowi tetap memberi subsidi kepada angkutan umum sebab menyangkut
kepentingan publik.
“Kami menolak
kenaikan BBM untuk angkutan umum. Kami minta pemerintah mensubsidi BBM untuk
angkutan umum.”
Ia menjelaskan,
selama ini APBN hanya mengalokasikan 3 persen biaya subsidi BBM untuk angkutan
umum darat. “Artinya jika tetap diberikan subsidi ke angkutan umum tidak akan
mengganggu APBN,” ucapnya.
Surat penolakan
kenaikan harga BBM tidak hanya akan disampaikan ke Presiden Jokowi , namun juga
ke beberapa menteri.
"Ini kan lintas sektor, jadi kami akan
ajukan ke Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Menteri Koordinator bidang Perekonomian. Kami
harap Jokowi bisa arif melihat bahwa sektor angkutan umum dibutuhkan oleh
masyarakat.” (anila)
No comments:
Post a Comment