Rencana Pengoperasian BRT Semarang - Bawen : Konsorsium Harga Mati
UNGARAN, suaramerdeka.com – Ketua Organisasi
Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Semarang, Hadi Mustofa menegaskan,
pihaknya tetap menghendaki adanya konsorsium sebelum Bus Rapid Transit
(BRT) Trans Kedungsepur Koridor Stasiun Tawang Semarang – Terminal Bawen
dioperasikan. Konsorsium tadi, menurutnya, harus melibatkan pengusaha
dan awak angkutan yang notabene bersinggungan langsung dengan rute BRT.
“Intinya konsorsium harga mati. Kalau tidak melibatkan, seluruh awak
angkutan akan mogok semua,” tegasnya saat dihubungi, Rabu (22/10).
Terlepas dari itu, Hadi mengaku sejauh ini dia bersama pengusaha
angkutan yang tergabung dalam Organda Kabupaten Semarang belum pernah
diajak musyawarah.
“Kami menunggu hasil keputusan 28 Oktober 2014 besok, rencananya ada
rapat lanjutan di Dishubkominfo Kabupaten Semarang membahas hal ini,”
ujarnya.
Di sisi lain, Kepala Dishubkominfo Kabupaten Semarang, Prayitno
Sudaryanto menandaskan, rencana pengoperasian BRT Semarang-Bawen secara
tidak langsung akan bersinggungan dengan sejumlah trayek, meliputi
trayek bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), angkutan kota, dan angkutan
desa.
Dari data Dishubkominfo menyebutkan, trayek AKDP
Semarang-Ungaran-Bawen-Ambarawa ada 51 unit kendaraan,
Semarang-Ungaran-Jimbaran-Bandungan-Sumowono (9 unit kendaraan),
Semarang-Ungaran-Bawen-Salatiga (45 unit kendaraan).
Sementara untuk trayek angkutan perdesaaan, diantaranya
Ungaran-Bawen-Ambarawa (145 unit kendaraan), Ungaran-Bawen-Salatiga (62
unit kendaraan). Adapun angkutan trayek perkotaan, meliputi
Ungaran-Karangjati-Sambeng-Jimbaran (96 unit kendaraan),
Ungaran-Karangjati-Wonoyoso (96 unit kendaraan),
Ungaran-Ngesrep-Banyumanik (26 unit kendaraan), Ungaran-Gunungpati (20
unit kendaraan), dan Babadan-Jimbaran-Bandungan ada 75 unit kendaraan.
“Kami akan meminta koordinasi dan sosialisasi terus-menerus sebelum BRT benar-benar dioperasikan,” tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, rencana pengoperasian BRT Trans
Kedungsepur akan terwujud dalam waktu dekat. Pemprov Jateng melalui
Dishubkominfo sedang mempersiapkan koridor satu, Semarang-Bawen. Koridor
tersebut, akan dilayani 25 bus yang akan dibeli Pemprov dari APBD
Perubahan 2014 senilai Rp 15 miliar. Sedangkan untuk operasional dan
perawatan bus selama 2015, Dishub mengajukan lagi anggaran Rp 10,4
miliar pada APBD 2015.
Sebagai pendukung, koridor ini juga membutuhkan 79 buah shelter. Di
jalur yang akan dilalui saat ini sudah terdapat 37 unit sehingga masih
harus membangun 42 unit lagi. Namun untuk mengoperasikan Trans
Kedungsepur ini, Dishub Jateng sedang mengalkulasi dua opsi. Yakni Badan
Layanan Umum (BLU) di bawah Dishub sendiri atau dikelola Perusahaan
Daerah (Perusda) milik Pemprov.
“Biaya membangun shelter diperkirakan Rp 4,65 miliar,” kata Kepala Dishubkominfo Provinsi, Urip Sihabudin.
No comments:
Post a Comment