Thursday, July 31, 2014

Solar Dibatasi, Organda Surati BPH Migas

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Angkutan Darat (Organda) menyurati Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengenai pembatasan solar bersubsidi. "Kami mohon kebijakan tersebut dikoordinasikan terlebih dahulu dengan para pemangku kepentingan dan instansi terkait," kata Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Organda Andriansyah saat dihubungi Tempo, Rabu malam, 30 Juli 2014.

Ia menilai penjatahan waktu pembelian solar bersubsidi sesuai dengan surat Kepala BPH Migas Nomor 937/07/KaBPH/2014 tertanggal 24 Juli 2014 tidak mungkin dilaksanakan. Alasannya, terdapat pengaturan waktu keberangkatan trayek oleh Kementerian Perhubungan dan Dinas Perhubungan.

Organda berharap transportasi umum sebaiknya tidak mendapat kesulitan dalam memperoleh solar bersubsidi. "Agar pelayanan pada masyarakat tidak terganggu," ujar Andriansyah. Ia menyebut operator transportasi kini resah dengan pembatasan itu.

Selain Organda, Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) pun meminta pemerintah memperhatikan kebijakan pembatasan solar bersubsidi. ALI mengatakan di wilayah luar Jawa seperti Kalimantan mulai terjadi pembatasan solar bersubsidi. "Hal ini membuat angkutan barang logistik bermasalah karena membuat biaya naik akibat antrean di SPBU yang panjang," tutur Ketua Ketua Umum ALI Zaldy Ilham Masita.

Zaldy mengatakan kelangkaan solar bersubsidi juga mulai terjadi. Kondisi seperti ini selalu berulang setiap tahun ketika anggaran pemerintah untuk bahan bakar minyak bersubsidi mulai berkurang. Akibatnya, pengiriman logistik terhambat lantaran truk harus mencari SPBU yang mempunyai stok solar bersubsidi.
"Biaya transportasi akan naik karena jumlah trip per truknya akan berkurang," ujarnya.

Organda Resah Soal Pembatasan Waktu Penyaluran Solar

Liputan6.com, Jakarta - Pengurus organisasi angkatan darat (Organda) meminta rencana pembatasan solar untuk dikoordinasikan terlebih dahulu dengan stake holder dan instansi terkait.
Menurut Sekjen Organda, Andriyansah, penjatahan waktu pembelian solar bersubsidi mulai 4 Agustus 2014 tidak mungkin dilakukan.

Hal itu mengingat terdapat pengaturan waktu pemberangkatan pada setiap trayek yang diatur oleh Kementerian Perhubungan dan Dinas Perhubungan untuk setiap kendaraan dan sifat transportasi umum yang merupakan public service atau distribution logistic.
"Transportasi publik ini hendaknya tidak mendapat kesulitan dalam mendapatkan solar bersubsidi agar pelayanan pada masyarakat tidak terganggu," kata Andriansyah, lewat pesan singkat yang diterima Liputan6.com, seperti ditulis Kamis (31/7/2014).
Menurut Andriansyah, operator transportasi khawatir dengan rencana kebijakan tersebut.
"Pada saat ini operator transportasi resah," kata Andriyansah.

Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) telah mengeluarkan surat edaran yang membatasi waktu penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis solar.
Melalui surat edaran Kepala BPH Migas No. 937/07/KaBPH/2014 tanggal 24 Juli 2014, mulai tanggal 4 Agustus 2014 BPH Migas menginstruksikan kepada Badan Usaha pelaksana penyediaan dan pendistribusian BBM bersubsidi untuk tidak mendistribusikan BBM jenis solar di wilayah tertentu yang ditengarai rawan penyalahgunaan mulai pukul 18.00 sampai pukul 06.00. (Fik/Ahm)
Organda Resah Soal Pembatasan Waktu Penyaluran Solar - See more at: http://bisnis.liputan6.com/read/2084999/organda-resah-soal-pembatasan-waktu-penyaluran-solar#sthash.fAust0Re.dpuf
Organda Resah Soal Pembatasan Waktu Penyaluran Solar - See more at: http://bisnis.liputan6.com/read/2084999/organda-resah-soal-pembatasan-waktu-penyaluran-solar#sthash.fAust0Re.dpuf

Sunday, July 27, 2014

DPP ORGANDA mengucapkan : 
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1435 H
Minal Aidin Wal Faidzin
Mohon Maaf Lahir & Bathin


Thursday, July 24, 2014



Pemudik Motor Belum Terbendung

JAKARTA, KOMPAS — Jumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor tahun ini diprediksi masih tinggi, menembus angka 2,3 juta unit. Beragam program yang menawarkan pengangkutan sepeda motor untuk mudik hanya mampu menekan sebagian kecil dari jumlah itu.
Minat warga untuk ikut dalam program pengangkutan motor gratis tersebut pun masih minim. Salah satunya terlihat dalam program pengangkutan sepeda motor pemudik gratis yang dilakukan Kementerian Perhubungan, di Jakarta, Rabu (23/7).

Dari kuota 2.400 unit sepeda motor yang disediakan, jumlah pendaftar hanya 2.272 unit. Dari jumlah itu, motor yang akhirnya jadi diberangkatkan dengan truk ke sembilan kota tujuan di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta hanya mencapai 1.528 unit.
Menteri Perhubungan EE Mangindaan mengatakan, tahun depan, pihaknya akan lebih menggencarkan sosialisasi program tersebut kepada masyarakat. ”Sebenarnya saya menargetkan 3.000 unit sepeda motor bisa terangkut tahun ini. Hal itu untuk mengurangi kepadatan jalan dan risiko kecelakaan,” kata dia.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Hotma Simanjuntak menyatakan, pemudik motor yang bisa dialihkan dari jalan raya melalui program angkutan mudik gratis oleh pemerintah dan swasta tahun ini mencapai lebih kurang 30.000 unit. Jumlah itu hanya 1,3 persen dari total pemudik motor.

Sementara itu, pemudik sepeda motor mulai memadati jalur selatan Jawa Barat. Pantauan Kompas, pemudik sepeda motor konvoi memasuki kawasan Nagreg, Kabupaten Bandung, hingga Gentong, Kabupaten Tasikmalaya. Sembari berboncengan, mereka membawa banyak barang bawaan di ekor sepeda motor. Tidak sedikit yang membawa anak dan tas besar saat melintasi jalur penuh kelokan berbahaya.

Ahmad Suardi (36), pemudik asal Bandung menuju Yogyakarta, memilih mudik lebih awal karena tak ingin terjebak kemacetan. Pada arus mudik kali ini, ia pergi bersama anak sulungnya. Istri dan kedua anak perempuannya pergi menyusul esok hari menggunakan kereta api. ”Risikonya terlalu besar apabila semuanya pakai motor. Agar irit, sebagian pakai motor dan lainnya pakai kereta api,” kata dia.

Namun, dengan alasan tidak mendapatkan tiket kereta api, Tri Ramdhan (37), asal Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, memilih membawa istri dan anaknya menggunakan sepeda motor. Meski sadar risiko kecelakaan menghadang, ia tak punya pilihan lain. ”Tadinya kami mau naik bus, tetapi sepertinya susah angkutan sampai ke rumah,” kata Tri saat beristirahat di Gentong. (ENG/CHE/DMU)

                                       BUKA BERSAMA DPP ORGANDA                                           DENGAN MEDIA WARTAWAN & ANAK YATIM PIATU

--- SENIN, 21 JULI 2014 ---


Foto bersama dengan Rekan-rekan Wartawan

 
Foto Sesi Press Release


Foto Bersalaman Dengan Anak Yatim Piatu



Foto Pembacaan Doa oleh Ustad





Sopir Bus Mudik Jalani Tes Kesehatan :
Pemeriksaan dilakukan agar keselamatan
pemudik terjaga

VIVAnews - Pemeriksaan kesehatan kepada sejumlah sopir bus angkutan mudik Lebaran dilakukan di Terminal Tirtonadi, Solo, Rabu, 23 Juli 2014. Tim gabungan dari Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan serta Kepolisian itu melakukan cek kesehatan mulai dari pemeriksaan darah hingga pengukuruan kadar alkohol.

Pantauan VIVAnews di Terminal Tirtonadi Solo, sejumlah sopir bus angkutan mudik Lebaran yang melayani perjalanan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) terlihat mengantre untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan diawali dengan cek tekanan darah, tes urine, pemeriksaan kadar gula darah, tes urine, hingga pengukuran kadar alkohol.

Para sopir bus itu diwajibkan untuk mengikuti tahapan pengecekan dan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh tim gabungan itu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan para pengemudi bus, apakah layak untuk meneruskan perjalanan mengangkut para pemudik atau tidak.

"Kegiatan ini untuk menjaga keselamatan para pemudik yang memanfaatkan jasa angkutan bus. Jadi intinya, kita kondisikan bahwa para sopir bus itu dalam kondisi sehat, caranya dengan melakukan pemeriksaan kesehatan para sopir bus AKAP," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta, Siti Wahyuningsih di Solo.

Pengecekan kesehatan yang dilakukan oleh tim gabungan itu meliputi tes kadar gula darah untuk mengetahui apakah sopir mempunyai penyakit kencing manis. Sebab jika menderita kencing manis dipastikan sopir itu sering mengantuk. "Kan membahayakan penumpang jika sopirnya ngantuk," jelas dia.

Selain itu, lanjut dia, tim juga melakukan pengecekan terhadap tingkat hipertensi, tes urin untuk pengecekan narkoba hingga tes alkohol dengan alat khusus.

Kalau para sopir sudah diperiksa dan hasilnya layak maka mereka diperbolehkan meneruskan perjalanan. Namun jika hasilnya menyatakan tidak layak atau pun layak dengan catatan akan diserahkan kepada pihak Dinas Perhubungan. "Apakah harus istirahat dulu atau sopirnya harus diganti. Itu merupakan kewenangan Dinas Perhubungan," katanya.

Tes pengecekan kesehatan kepada para sopir bus angkutan mudik Lebaran itu akan dilakukan hingga siang nanti. Lantas, Wahyuningsih pun menargetkan bahwa pada pengecekan awal ini jumlah sopir yang diperiksa akan dibatasi hingga 100 orang dulu. "Kami lihat dulu nanti hasilnya seperti apa. Tetapi prioritas utama pengecakan kesehatan ini memang diperuntukkan bagi sopir bus AKAP," tutur dia. (ren)
PENGALIHAN ARUS LANTAS DARI POLDA JABAR


JALUR ALTERNATIF PEMALANG




Press Release Buka Bersama Senin, 21 Juli DPP Organda dengan Rekan-rekan Wartawan :
                    I.                  DPP Organda mencanangkan Zero Accident untuk Angkutan Kendaraan Umum Tahun 2014
1.       Accident yang dimaksud adalah kecelakaan yang memiliki fatalitas tinggi sehingga jumlah korban banyak
2.       Data yang dilansir oleh Kepolisian Republik Indonesia, pada tahun 2013 terdapat 3.279 kecelakaan dengan korban meninggal dunia sebanyak 719 orang, luka berat 1.184 orang, dan luka ringan 4.326 orang.
3.       Jika dibandingkan dengan data tahun sebelumnya, angka ini relatif berkurang. Pada tahun 2012 ada 5.066 kecelakaan, dengan korban meninggal dunia mencapai 866 orang, luka berat 1.438 orang, dan 4.913 orang yang mengalami luka ringan.
4.       Jika kita membedah angka kecelakaan lalu lintas di atas, maka terlihat bahwa sekitar 71% kecelakaan terjadi pada angkutan pribadi beroda dua.
5.       Penyebabnya bermacam-macam. Dari daya angkut yang berlebihan hingga lelahnya pengendara karena jauhnya jarak yang ditempuh. Melihat angka kematian yang sedemikian besar, sudah seharusnyalah dicanangkan zero accident.
6.       Upaya yang dilakukan :
A.      Kendaraan  :           Teknis
                                 Non Teknis
1.       Instruksi kepada semua DPD dan Operator untuk siapkan kendaraan yang layak kendaraan
2.       Kendaraan Zombi / kendaraan yang tidak pernah beroperasi, dilarang untuk beroperasi
3.       Uji kelayakan kendaraan
4.       Surat-surat kendaraan, SIM, Asuransi dalam kondisi yang masih berlaku
5.       SIM sesuai dengan kendaraan yang dikemudikan
6.       Angkutan Lebaran dalam kodisi normal tidak boleh melewati jalur alternatif dan harus melewati jalur utama
B.      SDM
1.       Pengemudi Angkutan lebaran berpengalaman untuk lintasan yang akan dilalui
2.       Pengemudi melakukan uji kesehatan dengan bekerjasama Kementerian Kesehatan

                  II.                   Survey Badan Penelitian dan Pengembangan – Kemenhub :
             Potensi Demand Angkutan Lebaran Tahun 2014
1.    Angkutan Lebaran dengan bus masih diminati masyarakat karena fleksibiltas yang tinggi bila dibandingkan dengan angkutan lebaran non bus
2.    Dari segi tarif, masyarakat memiliki banyak pilihan tergantung kebutuhan masyarakat
3.    Berdasarkan Survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan, memperkirakan jumlah pemudik meningkat 6,99% dibanding tahun lalu dengan peningkatan tertinggi dari Jabodetabek 11,36% dan terendah Balikpapan dan Samarinda 2,33%
4.    Menurut hasil survei tersebut sebanyak 27,9 juta penduduk Indonesia akan melakukan mudik lebaran 2014.
5.    Survei diambil sampel pada 12 wilayah, Sumatera Utara, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur
6.    Pemilihan Rute Pemudik Jabodetabek
1.    Melewati Jalur Pantura sebesar 48%,  dengan tujuan Jawa Tengah sebesar 61% dan tujuan Jawa Timur sebesar 39%
2.    Melewati Jalur Selatan sebesar 38%
3.    Melewati Jalur Merak sebesar 10%
4.    Melewati Jalur Bogor & Sukabumi sebesar 4%


7.     Komposisi Pengunaan Moda :
1.    Mobil Pribadi sebsar 23.8%
2.    Bus sebesar 23.7%
3.    Sepeda Motor sebesar 21.5%


8.    Alasan Pemudik menggunakan Bus:
1.    Lebih murah sebesar 31%
2.    Nyaman sebesar 24%
3.    Lebih cepat sebesar 13%
4.    Fleksibel sebesar 12%
5.    Aman sebesar 8%


                      III.              Dampak Terputusnya Jembatan Comal Pemalang Ambles
1.    Jalur Pantura Pekalongan - Pemalang ditutup. Akses jalan dialihkan. Petunjuk arah yang telah diatur oleh POLRI dan Dishub yaitu Jalur utama Jawa tengah antara Tegal dari Barat dan Pekalongan dari timur, arus dialihkan lewat jalur selatan Kecamatan Bodeh, Polsek Bodeh ambil kanan, sedangkan arus yang dari barat dipecah menjadi dua lewat Banjardawa ikut Kecamatan Taman juga bisa lewat Paduraksa belok kiri ikut Kecamatan Pemalang ataupun juga bisa lewat PT. Gondorukem belok kiri arah timur.
2.    Terjadi peningkatan biaya operasional akibat pengalihan rute Comal yaitu sebesar 10-15%, namun dalam masa mudik ini akibat potensi kemacetan yang parah, peningkatan biaya operasional dapat mencapai sampai dengan 25-30%. 

               IV.                   Harapan DPP Organda
1.    DPP Organda mendesak Kementerian PU agar dapat segera memperbaiki jembatan Comal secara permanen sehingga dapat dilalui oleh Angkutan Barang karena ini juga meningkatkan biaya retribusi
2.    Jumlah harian Angkutan Barang melalui Jalur Pantura rata-rata sekitar 4500-6000 kendaraan/hari
3.    Jumlah harian Angkutan Penumpang melalui Jalur Pantura rata-rata sekitar 900-1100 kendaraan/hari
4.    Biaya ongkos Angkutan barang dalam kondisi normal untuk Jakarta ke Semarang, sekitar 4.5 - 5.5 juta untuk Truk Besar dan 3.5-4.5 Juta untuk Truk Kecil dengan rentang waktu perjalanan sekitar 10 Jam
5.    Dalam kondisi kemacetan parah, maka biaya operasional meningkat antara Rp. 450.000-825.000/ kendaraan umum


SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1435 H
DPP ORGANDA